Olimpiade Musim Dingin Ingatkan Pentingnya Bahasa Asing!


Olimpiade Musim Dingin mengingatkan kita akan pentingnya belajar bahasa kedua

Acara olahraga adalah kesempatan bagi sebuah negara untuk memamerkan budaya mereka. Siaran TV menunjukkancerita tentang budaya, sejarah dan aspek sosial dari negara tuan rumah - yang dimana,  pada tahun ini adalah Olimpiade Musim Dingin (Winter Olympics), digelar di Korea Selatan.
Kami mendengar bahasa lain di acara olahraga global juga. Hampir 80 juta orang berbicara bahasa Korea; itu merupakan bahasa ke 13 yang paling banyak digunakan.
Berpotensi terkait dengan Jepang, pada mulanya Korea meminjam sistem penulisannya dari karakter Cina. Tetapi Raja Sejong Yang Agung memperkenalkan sistem penulisan yang baru pada abad ke 15. Ia menginginkan semua orang dapat membaca dan menulis.
Sistem penulisan yang baru, Hangul, adalah sebuah inovasi dari orang Korea yang masih dibanggakan hingga saat ini. Sebuah dokumen yang dimana itu diperkenalkan, The Hunminjeongeum, adalah salah satu dari dokumen sejarah yang paling penting yang dimiliki oleh Korea; tanggal pempublikasian-9 Oktober 1446- saat ini dijadikan sebagai Hari Hangul (Hangul Day), hari libur umum.

Bahasa, Olimpiade dan diplomasi halus
Semenanjung Korea telah terbagi menjadi Korea Utara dan Korea Selatan selama sekitar 70 tahun. Pengisolasian Korea Utara berarti penduduknya tidak menggunakan kata-kata bahasa Inggris sebanyak Korea Selatan; mereka juga menggunakan banyak kata yang berbeda untuk persoalan sehari-hari.
Pada dasarnya ini yang terjadi pada semua bahasa ketika beberapa pembicara membuat komunitas baru. Perbedaan linguistik pada dua Korea terungkap ketika seorang anggota tim hockey wanita gabungan mengalami kesulitan memahami satu sama lainnya. Kamus istilah Korea Utara dan Korea selatan harus ditulis untuk membantu mereka.
Negara-negara lain juga telah menggunakan olimpiade untuk memberitahukan kepada duia mengenai bahasa mereka. Sebagai contoh, Kantor Dewan Bahasa China melihat bahwa Olimpiade Beijing 2008 sebagai cara yang bagus untuk memamerkan bahasa China.
Dalam memicu minat bahasa terkadang disebut “diplomasi halus”. Olimpiade Musim Panas dan Musim Dingin, Eurovision, dan Piala dunia sepak bola semua adalah tentang mempengaruhi apa yang orang lain di dunia sukai mengenai negara Anda dengan menyajikan aspek yang menarik.
Beberapa orang menghubungkan diplomasi halus dengan cara yang licik untuk membuat budaya dan tujuan politik dari suatu negara lebih sukses di panggung dunia, tetapi itu juga tentang memahami budaya lain. Ini adalah sebuah kesempatan untuk dunia mempelajari tentang pencapaian budaya bangsa, tentang cara orang dari budaya itu untuk melihat dunia, apa yang membuat mereka tergerak, apa yang membuat mereka bangga, dan apa yang mereka khawatirkan atau sedihkan.
Dan terkadang, perbedaan yang mendalam dalam sebuah budaya dan cara hidup dan melakukan sesuatu, hilang ketika orang-orang mulai untuk “mendapatkan” satu sama lain.
Pembelajaran Bahasa Korea di Australia
Untuk Korea Selatan, menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin adalah sebuah kesempatan yang bagus untuk menarik Australia dengan bahasa dan budaya Korea.
Pusat Kebudayaan Korea di Sydney mengirimkan 5 atlet untuk ikut ambil bagian dalam olimpiade untuk merasakan budaya Korea dan menyelenggarakan beberapa pelajaran bahasa sebelum keberangkatan.
Bahasa Korea sebagai bahasa kedua telah diajarkan di lebih dari 70 sekolah di seluruh Australia. Pada tahun 1990, Bahasa Korea, bersama dengan Bahasa Jepang, China dan Indonesia, merupakan salah satu dari empat bahasa yang disorot dalam kebijakan pembelajaran bahasa nasional. Tetapi, ketika Bahasa Jepang dan Bahasa China masih menguat, Bahasa Korea dan Indonesia sedang mengalami perjuangan.
Bahasa Indonesia telah diajarkan dibanyak sekolah pada tahun 1990, tetapi setelah itu ia mulai kehilangan momentum. Hal ini mengalami penurunan yang parah sejak munculnya peringatan perjalanan ke Indonesia menyusul dengan Bom Bali pada tahun 2002.
Pembelajaran bahasa Korea saat ini terwakili dengan baik di New South Wales, tetapi mereka memiliki kehadiran yang lebih kecil di negara bagian Australia lainnya. Pusat Kebudayaan Korea di Sydney, dan sebagian orang yang memiliki latar belakang Korea telah menetap di negara bagian. Bahkan ada sekolah dasar dengan kelas bilingual Korea.
Kebanyakan diplomasi halus mengambil tempat sebagai kelas bahasa kedua. Belajar bahasa kedua membantu anak-anak mempelajari mengenai budaya lain, dan berharap mereka mengerti dan menyukainya.
Pembelajaran bahasa korea telah menerima peningkatan peminat selama dekade terakhir, sejak fenomena budaya dari “Gelombang Korea (Korean Wave)” menyapu dunia. Ini merupakan kesuksesan besar dari musik pop Korea, boyband, dan sinetron serta drama yang terkenal di berbagai negara Asia lainnya. Itu bahkan melebihi Asia, K-pop menjadi terkenal di Australia dan Eropa juga.
Pemerintahan Korea menyadari akan hal ini, dan meningkatkan hibah kepada artis, pembuat film, serta kepada jenis kreatif yang lain untuk mendorong pengembangan lebih banyak produk Korean Wave.
Olimpiade Musim Dingin dan sisi lain dari budaya Korea dan bahasa merupakan peringatan yang baik terhadap pentingnya belajar bahasa kedua. Menarik dengan bahasa dari negara lain merupakan kesempatan untuk meningkatkan pemahaman, untuk menyelam lebih dalam pada budaya negara, sejarah, dan sosial.
Jadi, mari dorong anak-anak untuk belajar setidaknya 1 bahasa lainnya dengan baik, idealnya pada umur 12 tahun ke atas. Dan tidak pernah terlambat untuk belajar bahasa lain sebagai orang dewasa.
Bila Anda ingin mempelajari bahasa asing, Anda dapat mengunjungi website belajar bahasa asing dengan cepat dan mudah : www.halesmethod.com sangat cocok untuk Anda yang berusia tua maupun muda! 

Comments